Minggu, 08 April 2012

Awan dan Pelangi

Perubahan itu baik, karena hidup itu dinamis.
Tapi, bagaimana jika perubahan itu justru mengarahkan kita kepada hal yang tidak lebih baik?
Apakah itu harus tetap terjadi? Entahlah.
Tidak ada seorang pun yang berhak menggenggam takdir, tidak pula aku, kamu, dia, siapapun.
Tetapi perubahan memang hanya suatu bagian dari takdir, yang akan tetap berubah.
Apakah apa yang kau simpan dulu, masih sama? setelah sekian lama perjalanan yang bahkan baru menapaki halaman rumah.
Apakah apa yang kau puja, kau harap, dan kau tumpu, masih tetap berada di tempatnya? setelah kau mengerti dan paham semua jalan yang akan ditempuh.
Apakah apa yang yang kuharapkan itu hanyalah suatu angan berbatas waktu? yang entah kapan akan terbentur kontras antara takdir dan waktu.
Perubahan ini mungkin cukup baik, namun aku tidak merasakan kebaikan ini,
Hal yang sampai padaku, menembus kulit dan seluruh ototku, adalah kekecewaan akan sikap yang berubah entah bagaimana alasan yang kau buat.
Salahkan aku, memiliki kekecewaan ini.
Salahkan aku, jika memang kau lebih nyaman dengan ini.
Salahkan aku, jika aku tidak bisa membuatmu tersenyum dalam hatimu.
Salahkan aku, jika justru menambah kekalutan pikiranmu.
Salahkan aku, jika engkau pikir inilah yang terbaik.



Salahkan aku, jika aku tidak sanggup mengayunkan tongkat sihirku, agar membuatmu jauh lebih bahagia.
Salahkan aku, jika tidak sanggup menambah warna pelangimu setelah mendungmu.

Tapi, semampuku, aku ingin mempersembahkan warna terindah yang kumiliki dari pelangiku, yang kini tertutup awan.

-sebuah tulisan tentang angan angan di atas awan, yang entah kapan aku bisa mencapainya-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar