Kamis, 10 November 2011

Irama

Seakan semua hanya sebuah irama yang kita nikmati bersama.
Hanya irama yang dimainkan sesaat,
kemudian berhenti ketika pemainnya bosan,
kemudian dimainkan lagi ketika pemainnya mau.
Aku tak yakin kau merekamnya agar dapat kau putar lagi esok hari,
aku bahkan tak yakin kau masih mengingat melodi yang baru 10 detik lalu kau mainkan.

Irama ini memang seharusnya kau mainkan,
tapi apakah kau sadar bahwa ini tidak untuk main-main?
Atau, justru kau hanya mau berlatih memainkannya di depanku, agar kau bisa memainkannya dengan baik di pementasanmu esok hari?
Kau memainkannya terlalu indah untuk hanya sekedar berlatih.
Kau memainkannya seakan aku sudah berada pada pementasanmu.
Mungkin aku salah,
seharusnya irama itu memang bukan untukku.

Dan mungkin, aku harus mendengar irama melodi orang lain juga.
Karena kau tau, aku menutup telingaku ketika orang lain memainkan iramanya,
mungkin seharusnya aku mencari irama yang memang ditujukan langsung untukku.
Dengan irama yang jelas, mengalun,
tanpa terputus putus,
yang sedianya saat pentas aku memang akan menjadi penontonnya.

Mungkin aku terlalu berharap, kau memainkan irama indah itu,
dengan lengkap, utuh, jelas, dan mengalun dari satu bait ke bait lain,
untukku.
Mungkin aku terlalu berharap terpilih duduk di pementasanmu,
hanya untuk sekedar menikmati keindahan iramamu.

Maafkan aku telah terlalu mencampuri iramamu,
maafkan aku telah membuang waktumu untuk berlatih di depanku.

Terimakasih, walaupun terputus-putus, telah pernah memainkan irama itu di depanku,
terimakasih, walaupun bukan di pementasan, aku diizinkan mendengar irama itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar