Rabu, 09 November 2011

Yogyakarta, 9 November 2011

Catat baik-baik tanggal itu.
Simpen di dalam memori paling dalem aja, jangan terlalu luar. Nanti kalo di luar yang ada gampang kebuka.

Tanggal itu merupakan puncak, dimana aku bisa belajar, mengenal orang
Ternyata menghadapi orang-orang itu cukup susah, dan agak cukup makan ati.
Udah sering sih ngadepin, dicaci, diomongin dibelakang *curhat* tapi itu bukan masalah apa-apa. Karena saat itu, ga ada kepentingan apa-apa sama orang-orang itu. Contohnya, yah kalo diomongin temen di belakang, di jeplak didepan orangnya, ya ga pernah dipikir pusing atau apa, soalnya "ah, masih banyak temen yang lain yang bisa ngertiin". Done! Masalah selesai.
Tapi coba pikir lagi, ketika kita punya "kepentingan" sama orang yang melakukan berbagai macam hal tadi. Totally different.
Rasanya .......................................
*ga kekata-kata*
*speechless*
Tapi sebenernya apapun itu, tergantung isi dari omongan aja,
"YOU JUST HAVE THE BUSSINESS WITH THE MESSAGE, so don't too much care about the way to deliver the message"
Kalo isi pesannya baik, pasti tujua si pengirim pesan baik kan?

Di saat tertekan, anda akan menemukan suatu arti yang lebih akan keikhlasan, tanggung jawab, dan komitmen. Bakalan tahu deh siapa yg ikhlas membantu dan tidak.
Bahkan jadi tahu siapa teman kita sebenarnya.
Ya, itu hikmah deh dari tekanan-tekanan yang bertubi-tubi dateng dari orang yang kita sendiri masih ada kepentingan jangka panjang dengannya *aduh ribet kata2nya*

Tapi jujur, dalam seminggu ini, ngerasa aja tekanan agak bertubi-tubi dari berbagai aspek kehidupan: organisasi, akademis, keluaraga (yang selalu minta cepet pulang padahal masih ngurusin hal yang urgent di kampus -.-), dan satu lagi....masalah hati.
Soal organisasi dan akademis, udah agak sering sih dapet tekanan yang begituan, jadi ya ga begitu kaget.
Tapi kombinasi keempat elemen kehidupan tadi cukup dahsyat, sampe ada aku ngerasa ada ketegangan di kepala belakang. Nah lo.

Untungnya, subhanallah, otak kita (kata para ahli) selain memiliki IQ, EQ, dan satu lagi yang paling dahsyat adalah SQ. Agak bisa bikin tenang, bikin ga bunuh diri (lebay sih, tapi beneran), bisa bikin kita tetep move on.
Terimakasih ya Allah, ya Rab, Engkau tunjukkan kuasa-Mu, justru di saat seperti ini.
Inilah hikmah yang paling indah.

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan"

:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar